"Aq nda iza masak,
Ya !!! aq nda iza masak.."
“I’m 27 and i cant cook, that's me..”
Bertahun tahun aq paling sebel sama segala hal urusan dapur, aktifitas dapur yang aq iza hanya masak aer, bikin mie, bikin telor ceplok dan dadar, goreng tahu tempe sama nugget. hehehe yang lebih lucu lagi, aq nda tau bumbu bumbu dapur, hanya jahe dan kunci, itupun karena baunya yg khas, membedakan ketumbar dan merica aja sulit buat q. Huffft.. payah bukan??? ibu rupanya juga dah capek ngomel ngomel jika aq dirumah dan sama sekali ogah nyentuh dapur, aq lebih memilih bersihin rumah dari mulai ngepel sampai bersihin toilet dari pada terciprat minyak panas.
Aq berhenti melamun dan menyadari diri q sendiri tersenyum dengan spatula dtangan kanan, penggorengan dtangan kiri lengkap dengan minyak panas nya dan keranjang bumbu berisi macam macam aroma. q cicipi apa yang baru saja aq buat, sederhana sih, hanya perkedel tahu. "umm lumayan" bisik q. Langsung terlintas bayangan papa, ingin rasanya mencicipkan masakan ini sama papa dan melihat reaksi papa ketika mencicipiya. Ya, papa lah yang membuat q ingin belajar memasak dan nda lagi sebel sama percikan minyak, beraneka bumbu bumbu dapur dan kompor. Senyum q kian melebar jika mengingat papa, lelaki yang mengembalikan cinta hadir dalam hati dan hari hari q, lelaki yang begitu tinggi di hati q sebagai manusia, setelah ibu. Papa pandai memasak, dari mulai yang sederhana seperti tumisan sampai yang rumit seperti gulai. Tapi papa nda menuntut pun memaksa aq untuk iza memasak, aq berniat untuk belajar memasak pun bukan karena malu sama papa yang lebih pandai memasak itu, melainkan karena aq ingin menjadi istri yang dapat dibanggakan oleh papa, aq ingin iza melayani papa, membuatkan papa masakan lezat untuk dihidangkan sepulang papa kerja. Karena itu.
Aq membereskan semua perlengkapan dan amunisi memasak untuk kemudian bersih bersih, mandi dan kembali menarikan jemari q diatas keyboard letop. Kembali bercerita dan berceloteh bersama secangkir kopi yang baru saja q buat, hmmm harumnya membuat q bersemangat dan semakin giat membunyikan tik tik tik diantara sepi kamar ini. Sambil terus mengingat papa, menunggu papa pulang dan sandarkan letih dalam pelukan.
To Papa Givaldi, love u all the way..
0 coretan:
Posting Komentar